
Panik
Jantung berdetak dengan keras
Keringat dingin menyatu ke dalam tubuh
Oh, sungguh pikiran dan emosi lumpuh
Melampaui kecepatan jam ding-ding.
Di sebuah ruangan hampa
Aku merasakan bom nuklir Albert Einstein
Meledak di dalam dada
Akibatnya, siapa saja bisa mati karena itu, iya mati !!
Panik, tentu serangan kematian itu sendiri
Seolah orang-orang dijemput kematian.
Di hadapan panik, tentu kita harus sadar
Jika tidak, kita semua tetap merasa
Menikmati saat-saat kematian sendiri.
Ciputat,2020
Cemas
Jangan cemas
Tidurlah sayang
Esok hari akan ada sebuah perjalanan panjang..
Tentu, aku tidak terpejam selama-lamanya.
Dan aku juga tidak takut kematian,
Kematian adalah aku sendiri
Jangan cemas, sayang. Percayalah aku akan
tersenyum dan merangkul Kembali jari-jemarimu.
Sekali lagi, Jangan cemas. !!
Ciputat,2020
Seandainya
Seandainya, Engkau tidak temukan
Aku dalam dirimu?
Maka tidak akan pernah
Engkau temukan aku dalam keheningan.
Sungguh hatimu menjelma Maryam
yang penuh keajaiban.
Dan hatiku menjalar cahaya,
Mataku berkobar api cinta.
Seandainya…….
seandainya, kita bukanlah siapa-siapa
tentu lautan akan kering
langit pun tampak berwarna coklat.
Terimalah, sajak ini
sebagai benih-benih suci
antara aku dan engkau,
antara aku dan sunyi.
Seandainya…….
Seandainya, engkau tahu api cinta itu?
Biarkankan ia memaksamu untuk bersemayam
lebih lama.
Ciputat,2020