
Kidung Lesap
ia menghapus jejaknya sendiri
di dinding
di katakata
di bayangannya
ia kalah dari chairil
aku kalah dalam sajaknya
Jakarta, 2019
Hikayat Kecil
suatu pagi dengan detikdetik
disiram cahaya matahari
kaki kecil berkejaran
dadanya penuh letupanletupan
imaji menjadi himne
“main apa sekarang?”
ada yang terbawa dalam udara
sulih angan mencari kawan dalam perjalanan
bumi jadi benteng
air jadi perahu
langit jadi rumah
tanah jadi dermaga
di balik ingat,
tertawa menenggelamkan lelah
berlarilari meninggalkan keluh
mengejar kokok ayam
tak ada muram
Jakarta, 2019
Ritual Langkah
beratusratus jarak
ia tulis dalam amsal kejujuran
dalam negeri sempit dan sandal jepit
menelan kabut asap sebagai ritual paginya
embun bersembunyi laiknya pecundang
ia memungut apa saja yang bersejarah
menggelandang mengurangi wajah yang mendua
sesekali mendengar
namun ia purapura tak mendengar
sandal jepit diinjak tak berteriak
“tak apa, jadi saksi,” katanya.
Jakarta, 2019
Daun Kembali Tumbuh
daun sempat bilang, “bahasaku mulai lelah, hurufhurufnya sudah berguguran.”
angin tersenyum,
ia segera meminang matahari
seketika di sekelilingnya menjadi musim semi.
Jakarta (daun), 2020
Kota-Kota yang Berpuasa di Tengah Pandemi
kerangkakerangka balok, besi, batu bata
tak berjarak yang terikat adukan kapur buatan Napoli
tak mampu membujuk orangorang kembali
bising dan lalu lalang
ruang yang diam dalam bayangan panjang
mereka menyendiri dalam ngabuburit
yang tenggelam di antara rintikrintik hujan yang dingin
Jakarta, 2020
Penulis:
Rinidiyanti Ayahbi, penikmat sastra, penulis dan pemusikalisasi puisi. Saat ini tinggal di Jakarta, dapat dihubungi di ayahbi@gmail.com.